Senin, 04 Juli 2016

MANAJEMEN PERJALANAN PECINTA ALAM



Perencanan perjalanan adalah halpertama yang harus dilakukan adalah mencari informasi. Untuk mendapatkan data -data kita dapat memperoleh dari literature - literatur yang berupa buku - bukuatau artikel - artikel yang kita butuhkan atau dari orang - orang yang pernahmelakukan pendakian pada objek yang akan kita tuju. Tidak salah juga bilameminta informasi dari penduduk setempat atau siapa saja yang mengerti tentanggambaran medan lokasi yang akan kita daki. Selanjutnya buatlah ROP (RencanaOperasi Perjalanan). Buatlah perencanaan secara detail dan rinci, yang berisitentang daerah mana yang dituju, berapa lama kegiatan berlangsung, perlengkapanapa saja yang dibutuhkan, makanan yang perlu dibawa, perkiraan biaya perjalanan,bagaimana mencapai daerah tersebut, serta prosedur pengurusan ijin mendaki didaerah tersebut. Lalu buatlah ROP secara teliti dan sedetail mungkin, mulaidari rincian waktu sebelum kegiatan sampai dengan setelah kegiatan. Aturlahpembagian job dengan anggota pendaki yang lain (satu kelompok), tentukan kapanwaktu makan, kapan harus istirahat, dan sebagainya. Intinya dalam perencanaanpendakian, hendaknya memperhatikan :

Mengenali kemampuan diri dalam tim dalam menghadapi medan.
1. Mempelajari medan yang akanditempuh.
2. Teliti rencana pendakian dan ruteyang akan ditempuh secermat mungkin.
3. Pikirkan waktu yang digunakan dalampendakian.
4. Periksa segala perlengkapan yangakan dibawa.
5. Perlengkapan dasar perjalananPerlengkapan jalan.
    *Sepatu, kaos kaki, celana, ikat pinggang, baju, topi, jashujan, dll.
6. Perlengkapan tidur.
    *Sleeping bag, tenda, matras dll.
7. Perlengkapan masak dan makan.
   *Kompor, sendok, makanan, korek dll.
8. Perlengkapan pribadi.
   *Jarum , benang, obat pribadi, sikat, toilet paper / tissu,dll.
9. Ransel / carrier.
10. Perlengkapan pembantu.
     *Kompas, senter, pisau pinggang, golok tebas, Obat-obatan.
11. Alat komunikasi.
     *Handy talky, survival kit, GPS (kalo ada), Jam tangan.

Packing atau menyusun perlengkapan kedalam ransel.
1. Kelompokkan barang barang sesuaidengan jenis jenisnya.
2. Masukkan dalam kantong plastik.
3. Letakkan barang barang yang ringandan jarang penggunananya (mis : Perlengkapan tidur) pada yang paling dalam.
4. Barang barang yang sering digunakandan vital letakkan sedekat mungkin dengan tubuh dan mudah diambil.
5. Tempatkan barang barang yang lebihberat setinggi dan sedekat mungkin dengan badan / punggung.
6.  Buat Checklist barang barangtersebut.

Pedoman Perjalanan Alam Terbuka.
Untuk merencanakan suatu perjalananke alam bebas harus ada persiapan dan penyusunan secara matang. Ada rumusanyang umum digunakan yaitu 4W & 1 H, yang kepanjangannya adalah Where, Who,Why, When dan How. Berikut ini aplikasi dari rumusantersebut :

1. Where (Dimana)
   *Untuk melakukansuatu kegiatan alam kita harus mengetahui dimana yang akan kita digunakan. (Misalnya : Gunung Semeru - Malang.)
2. Who (Siapa)
   *Apakah anda akanmelakukan kegiatan alam tersebut sendiri atau dengan berkelompok. (Misalny : Satu kelompok 30 personil, terdiri dari 4 orang anggota penuh *panitia dan 26 orang peserta)
3. Why (Mengapa)
   *Ini adalah pertanyaanyang cukup panjang jawabannya dan bisa bermacam - macam. (Misalnya : Pendakian Backpacker)
4. When (Kapan)
   *Waktu pelaksanaankegiatan tersebut dan berapa lama. (Misalnya : 28 Agustus 2014 sampai dengan 31 Agustus 2014)
Dari pertanyaan - pertanyaan 4 W, maka didapat suatu gambaransebagai berikut : (Pada tanggal 28-31 Agustus 2014 akan diadakan pendakian backpacker, yangakan dilaksanakan oleh 4 panitia dan diikuti 26 orang pesert. Tempat yangdigunakan untuk pendakian bckpacker tersebut yaitu di gunung semeru malang.

Untuk How (Bagaimana)
Merupakansuatu pembahasan yang lebih komprehensif dari jawaban pertanyaan diatas ulasannyaadalah sebagai berikut :
1. Bagaimana kondisi lokasi.
2. Bagaimana cuaca disana.
3. Bagaimana perizinannya.
4. Bagaimana mendapatkan air.
5. Bagaimana pengaturan tugas panitia.
6. Bagaimana acara akan berlangsung.
7. Bagaimana materi yang disampaikan.
8. dan masih banyak “bagaimana ?” lagi(silahkan anda mengembangkannya lagi)

Dari jawaban daripertanyaan - pertanyaan yang timbul itulah kita dapat menyusun rencana gegiatanyang didalamnya mencakup rincian :
1. Pemilihan medan, denganmemperhitungkan lokasi basecamp, pembagian waktu dan sebagainya.
2.Pengurusan perizinan.
3. Pembagian tugas panitia.
4. Persiapan kebutuhan acara.
5. Kebutuhan peralatan dan perlengkapan.
6. dan lain sebagainya.

Keberhasilan suatu kegiatan di alamterbuka juga ditentukan oleh perencanaan dan perbekalan yang tepat. Dalammerencanakan perlengkapan perjalanan terdapat beberapa hal yang perlu diperhatikan,diantaranya adalah :
1. Mengenal jenis medan yang akandihadapi (hutan, rawa, tebing, dll)
2. Menentukan tujuan perjalanan(penjelajahan, latihan, penelitian, SAR, dll)
3.Mengetahui lamanya perjalanan(misalnya 3 hari, seminggu, sebulan, dsb)
4. Mengetahui keterbatasan kemampuan fisikuntuk membawa beban
5. Memperhatikan hal-hal khusus (misalnya: obat-obatan tertentu)

Setelah mengetahui hal - hal tersebut,maka kita dapat menyiapkan perlengkapan dan perbekalan yang sesuai danselengkap mungkin, tetapi beratnya tidak melebihi sepertiga berat badan(sekitar 15-20 kg), walaupun ada yang mempunyai kemampuan mengangkat bebansampai 30 kg.

Dari kegiatan penjelajahan, adabeberapa jenis perjalanan yang disesuaikan dengan medannya, yaitu :
1.Perjalanan pendakian gunung.
2. Perjalanan menempuh rimba.
3. Perjalanan penyusuran sungai, pantaidan rawa.
4. Perjalanan penelusuran gua.
5. Perjalanan pelayaran.

Untuk perjalanan ilmiah dankemanusiaan, bisa pula dikelompokkan berdasarkan jenis medan yang dihadapi.Dari setiap kegiatan tersebut, kita dapat mengelompokkan perlengkapannyasebagai berikut :
1. Perlengkapan dasar, meliputi :
   *Perlengkapan dalam perjalanan / pergerakkan.
   *Perlengkapan untuk istirahat.
   *Perlengkapan makan dan minum.
   *Perlengkapan mandi.
   *Perlengkapan pribadi

2. Perlengkapan khusus, disesuaikan denganperjalananan, misalnya :
   *Perlengkapan penelitian (kamera, buku, dll)
   *Perlengkapan penyusuran sungai (perahu, dayung, pelampung,dll)
   *Perlengkapan pendakian tebing batu (carabineer, tali, chock,dll)
   *Perlengkapan penelusuran gua (helm, headlamp/senter, harness,sepatu karet, dll)

3. Perlengkapan tambahan Perlengkapanini dapat dibawa atau tergantung evaluasi yang dilakukan (misalnya : semir,kelambu, gaiter, dll).

Mengingat pentingnya penyusunanperlengkapan dalam suatu perjalanan, maka sebelum memulai kegiatan, sebaiknyadibuatkan check-list terlebih dahulu. Perlengkapan dikelompokkan menurutjenisnya, lalu periksa lagi mana yang perlu dibawa dan tidak. Apabilaperjalanan kita lakukan dengan berkelompok, maka check-list nya untukperlengkapan regu dan pribadi. Dalam perjalanan besar dan memerlukan waktu yanglama, kita perlu menentukan perlengkapan dan perbekalan mana saja yang dibawadari rumah atau titik keberangktan, dan perlengkapan atau perbekalan mana sajayang bisa dibeli di lokasi terdekat dengan tujuan perjalanan kita. Yang tidakkalah pentingnya adalah anda akan mendapatkan point-point bagi kalkulasi biayayang dibutuhkan untuk melakukan kegiatan tersebut.

Packing
Sebelum melakukan kegiatan alambebas kita biasanya menentukan dahulu peralatan dan perlengkapan yang akandibawa, jika telah siap semua inilah saatnya mempacking barang-barang tersebutke dalam carier atau backpack. Packing yang baik menjadikan perjalanan andanyaman karena ringkas dan tidak menyulitkan.



Prinsip dasar yang mutlak dalammempacking adalah :
a. Pada saat back-pack dipakai bebanterberat harus jatuh ke pundak, Mengapa beban harus jatuh kepundak, inidisebabkan dalam melakukan perjalanan [misalnya pendakian] kedua kaki kitaharus dalam keadaan bebas bergerak, jika salah mempacking barang dan bebanterberat jatuh kepinggul akibatnya adalah kaki tidak dapat bebas bergerak danmenjadi cepat lelah karena beban backpack anda menekan pinggul belakang. Ingat: Letakkan barang yang berat pada bagian teratas dan terdekat dengan punggung.
b. Membagi berat beban secara seimbangantara bagian kanan dan kiri pundak Tujuannya adalah agar tidak menyiksa salahsatu bagian pundak dan memudahkan anda menjaga keseimbangan dalam menghadapijalur berbahaya yang membutuhkan keseimbangan seperti : meniti jembatan darisebatang pohon, berjalan dibibir jurang, dan keadaan lainnya.

Pertimbangan lainnya adalah sebagaiberikut :
a.Kelompokkan barang sesuaikegunaannya lalu tempatkan dalam satu kantung untuk mempermudahpengorganisasiannya. Misal : alat mandi ditaruh dalam satu kantung plastik.
b. Maksimalkan tempat yang ada,misalkan Nesting (Panci Serbaguna) jangan dibiarkan kosong bagian dalamnya saatdimasukkan ke dalam carrier, isikan bahan makanan kedalamnya, misal : beras dantelur.
c. Tempatkan barang yang seringdigunakan pada tempat yang mudah dicapai pada saat diperlukan, misalnya: raincoat/jas hujan pada kantong samping carrier.
d. Hindarkan menggantungkanbarang-barang diluar carrier, karena barang diluar carrier akan menggangguperjalanan anda akibat tersangkut - sangkut dan berkesan berantakan, usahakansemuanya dapat dipacking dalam carrier.

Mengenai berat maksimal yang dapatdiangkat oleh anda, sebenarnya adalah suatu angka yang relatif, patokan umumidealnya adalah 1/3 dari berat badan anda , tetapi ini kembali lagi kekemampuan fisik setiap individu, yang terbaik adalah dengan tidak memaksakandiri, lagi pula anda dapat menyiasati pemilihan barang yang akan dibawa denganselalu memilih barang/alat yang berfungsi ganda dengan bobot yang ringan danhanya membawa barang yang benar-benar perlu.

Memilih dan Menempatkan Barang.
Dalam memilih barang yang akan dibawapergi mendaki atau kegiatan alam bebas selalu cari alat/perlengkapan yangberfungsi ganda, tujuannya apalagi kalau bukan untuk meringankan berat bebanyang harus anda bawa, contoh : Alumunium foil, bisa untuk pengganti piring,bisa untuk membungkus sisa nasi untuk dimakan nanti, dan yang penting bisadilipat hingga tidak memakan tempat di carrier.

Matras :
Sebisa mungkin matrasdisimpan didalam carrier jika akan pergi kelokasi yang hutannya lebat, ataujika akan membuka jalur pendakian baru. Banyak rekan pendaki yang lebih senangmengikatkan matras diluar, memang kelihatannya bagus tetapi jika sudah beradadi jalur pendakian, baru terasa bahwa metode ini mengakibatkan matras seringnyangkut ke batang pohon dan semak tinggi, lagipula pada saat akan digunakanmatrasnya sudah kotor.

Kantung Plastik :
Selalu siapkankantung plastik didalam carreir anda, karena akan berguna sekali nanti misalnyauntuk tempat sampah yang harus anda bawa turun, baju basah dan lain sebagainya.Gunakan selalu kantung plastik untuk mengorganisir barang barang didalamcarrier anda (dapat dikelompokkan masing-masing pakaian, makanan dan itemlainnya), ini untuk mempermudah jika sewaktu-waktu anda ingin memilih pakaian,makanan dsb.

Menyimpan Pakaian :
Jika andameragukan carrier yang anda gunakan kedap air atau tidak, selalu bungkuspakaian anda didalam kantung plastik (dry-zax), gunanya agar pakaian tidakbasah dan lembab. Sebaiknya pakaian kotor dipisahkan dalam kantung tersendiridan tidak
dicampur dengan pakaian bersih.

Menyimpan Makanan :
Padagunung-gunung tertentu (misalnya Rinjani) usahakan makanan dibungkus denganplastik dan ditutup rapat kemudian dimasukkan kedalam keril, karenamonyet-monyet didekat puncak / base camp terakhir suka membongkar isi tendauntuk mencari makanan.

Menyimpan Korek Api Batangan :
Simpan korek api batangan anda didalam bekastempat film (photo), agar korek api anda selalu kering.

Packing Barang / Menyusun Barang DiCarrier :
Selalu simpan barang yang paling berat diposisi atas, gunanya agarpada saat carrier digunakan, beban terberat berada dipundak anda dan bukan dipinggang anda hingga memudahkan kaki melangkah.

Perlengkapan Pribadi Alam Bebas.
Outdoor activity atau kegiatan alambebas merupakan kegiatan yang penuh resiko dan memerlukan perhitungan yangcermat. Jika salah maka bukan mustahil musibah akan mengancam setiapsaat. Sebagai contoh, sebuah referensi pernah mencatat bahwa salah satukegiatan alam bebas yaitu rock climbing (panjat tebing) merupakan jenisolah raga yang resiko kematiannya merupakan peringkat ke-2 setelah olah ragabalap mobil formula-1. Tentu saja resiko tersebut terjadiapabila safety-procedure tidak menjadi perhatian yang serius, tetapi apabilasafety-procedure diperhatikan dan sering berlatih, maka resiko tersebut dapatditekan sampai titik paling aman.

Perjalanan alam bebas pasti akanbersentuhan dengan cuaca, situasi medan dan waktu yang kadang tidak bersahabat,baik malam atau siang hari, oleh karena itu perlu dipersiapkan perlengkapan yangmemadai. Salah satu “perisai diri” ketikamelakukan aktivitas alam bebas adalah perlengkapan diri pribadi. Berikutdigambarkan beberapa perlengkapan pribadi standard.

a. Tutup kepala / topi.
Untuk melindungi diri dari cuaca panas atau dingin perlupenutup kepala. Dalam keadaan panas atau hujan, maka tutup kepala yang baikadalah yang juga dapat melindungi kepala dan wajah sekaligus. Untuk ini pilihanterbaik adalah topi rimba atau topi yang punya pelindung keliling. Topi petatau topi softball tidak direkomendasikan. Pada cuaca dingin malam hari atau didaerah tinggi, maka penutup kepala yang baik adlah yang dapat memberikan rasahangat. Pilihannya adalah balaklava atau biasa disebut kupluk.

b. Syal - slayer.
Slayer atau syal bukan hanya digunakan sebagai identitas organisasi, tetapisebetulnya mempunyai fungsi lainnya. Syal/slayer dapat digunakan untukmenghangatkan leher ketika cuaca dingin, dapat juga digunakan sebagai saringanair ketika survival. Syal/slayer juga sangat berguna ketika dalam keadaandarurat, baik digunakan untuk perban darurat atau sebagai alat peraga darurat.Oleh karenanya disarankan menggunakan syal/slayer yang berwarna mecolok danterbuat dari bahan yang kuat serta dapat menyerap air namun cepat kering.

c. Baju.
Kebutuhan ini multak, tidak bisa beraktivitas tanpa baju [bayangkan kalau tanpaini, maka kulit akan terbakar matahari]. Baju yang baik adalah dari bahan yangdapat menyerap keringat, tidak disarankan menggunakan baju dari bahan nilonkarena panas dan tidak dapat meyerap keringat. Baju dengan bahan demikianbiasanya adalah planel atau paling tidak kaos dari bahan katun.Pilihan warnauntuk aktivitas lapangan seperti halnya juga slayer/syal adalah yang mencolokagar bisa terjadi keadaan darurat [misalnya hilang] dapat dengan mudahdiidentifikasi dan dikenali. Dalam beraktivitas di alam bebas jangan pernahmelupakan baju salin/ganti, hal ini karena aktivitas lapangan akan sangatbanyak mengeluarkan energi yang membuat badan kita berkeringat. Bawalah bajusalain 2 atau 3 buah.

d. Celana.
Celana lapang yang baik adalah yang memnuhi syarat ringan, mudah kering dandapat menyerap keringat. Pemakaian bahan jeans sangat tidak direkomendasikankarena berat dan susah kering dan membuat lecet. Celana yang baik adalah kaindengan tenunan ripstop [bila berlubang kecil tidak merembet atau robekmemanjang]. Bila aktivitas dilakukan di daerah pantai atau perairan juga baikbila menggunakan bahan dari parasut tipis.Selain celana panjang, jangan lupabahwa under-wear juga penting. jangan lupa juga untuk menyediakan serep ganti.

e. Jaket.
Salah satu perlengkapan penting dalam alam bebas adalah jaket. Jaket digunakanuntuk melindungi diri dari dingin bahkan sengatan matahari atau hujan.Jaketyang baik adalah model larva, yaitu jaket yang panjang sampai ke pangkal paha.Jaket ini juga biasanya dilengkapi dengan penutup kepala [kupluk]. Akan sangatbaik bila jaket yang memiliki dua lapisan (double-layer). Lapisan dalambiasanya berbahan penghangat dan menyeyerap keringat seperti wool ataupolartex, sedang lapisan luar berfungsi menahan air dan dingin. Kini teknologitekstil sudah mampu memproduksi Gore-Tex bahan jaket yang nyaman dipakai saatmendaki bahan ini memungkinkan kulit tetap bernafas, tidak gerah mengeluarkankeringat mampu menahan angin (wind breaking) dan resapan air hujan (waterproff) sayang, bahan ini masih mahal. Yang paling baik jaket terbuat dari buluangsa-biasanya digunakan untuk kegiatan pendakian gunung es).

f. Slepping bag.
Istirahat adalah kebutuhan pegiat alam bebas setelahaktivitas yang melelahkan seharian. Tempat istirahat yang ideal adalah denganmenggunakan slepping bag [kantong tidur]. Slepping bag yang baik juga biasanyaterbuat dari dua sisi, yaitu yang dingin, licin dan tahan air satu sisi, danyang hangat dan tebal disisi lain. Penggunaannya sesuai dengan cuaca saatistirahat.

g. Sepatu.
Sepatu yang baik yaitu yang melindungi tapak kaki sampai mata kaki, kulit tebaltidak mudah sobek bila kena duri. keras bagian depannya, untuk melindungi ujungjari kaki apabila terbentur batu. bentuk sol bawahnya dapat menggigit ke segalaarah dan cukup kaku, ada lubang ventilasi bersekat halus. Gunakan sepatu yangdapat dikencangkan dan dieratkan pemakaiannya [menggunakan ban atau tali.Dilapangan sepatu tidak boleh longgar karena akan menyebabkan pergesekan kakidengan sepatu yang berakibat lecet. Penggunaan sepatu juga harus dibarengidengan kaos kaki. Untuk ini juga sebaiknya disediakan kaos kaki serep bilasuatu saat basah.

h. Carrier.
Carrier bag atau ransel sebaiknya gunakan yang tidak terlalu besar tetapi jugatidak terlampau kecil, artinya mampu menampung perlengkapan dan peralatan yangdibawa. Sebaiknya jangan menggunakan carrier yang mempunyai banyak kantongdibagian luar karena dalam keadaan tertentu ini akan menghambat pergerakan.Gunakan carrier yang ramping walaupun agak tinggi, ini lebih baik daripada yanggemuk tetapi rendah. Sebelum berangkat harus diperhatikan jahitan-jahitannya,karena kerusakan pada jahitan terutama sabuk sandang akan berakibat sangatfatal.

i. Alat masak, makan dan mandi.
Perlengkapan sangat penting lainnya adalah alat masak, makandan mandi. Bagimanapun juga dalam kondisi lapangan kita sangat perlu untukmenghemat aktu dan bahan masalak. Gunakan alat dari alumunium karena cepatpanas, untuk ini nesting menjadi pilihan yang sangat baik, disamping diaringkas dan serba guna. Juga perlu dipersiapkan alat bantu makan lainnya(sendok, piring, dll) dan pastikan bahan bakar untuk memasak / membuat apiseperti lilin, spirtus, parafin, dll.Jangan lupa juga siapkan phiples minumsebagai bekal perjalanan [saat ini banyak tersedia model dan jenisphipless].Perlengkapan mandi juga sangat penting karena tidak jarang perjalanandilakukan berhari-hari dengan tubuh penuh keringat. Bawalah alat mandi sepertisabun yang berkemasan tube agar mudah disimpan dan tidak perlu membuang sampahbungkusan disembarang tempat.

j. Obat - obatan dan Survival Kits.
Perlengkapan pribadi lainnya yang sangat penting adalahobat-obatan, apalagi kalau pegiat mempunyai penyakit khusus tertentu sepertiasma. Disamping obat-obatan juga setidaknya mempunyai kelengkapan survivalkits.

Perencanaan Perbekalan
Dalam perencanaan perjalanan,perencanaan perbekalan merupakan salah satu hal yang perlu mendapat perhatiankhusus. Beberapa hal yang perlu diperhatikan :
· Lamanya perjalanan yang akan dilakukan.
· Aktifitas apa saja yang akandilakukan.
· Keadaaan medan yang akan dihadapi.(terjal, sering hujan, dsb)

Sehubungan dengan keadaan diatas,ada beberapa syarat yang harus diperhatikan dalam merencanakan perjalanan :
*Cukup mengandung kalori danmempunyai komposisi gizi yang memadai.
*Terlindung dari kerusakan, tahan lama,dan mudah menanganinya.
*Sebaiknya makanan yang siap sajiatau tidak perlu dimasak terlalu lama, irit air dan bahan bakar.
*Ringan, mudah didapat.
*Murah

Untuk dapat merencanakan komposisibahan makanan agar sesuai dengan syarat diatas, kita dapat mengkajinyadengan langkah - langkah berikut :
Dengan informasi yang cukup lengkap, perkirakankondisi medan, aktifitas tubuh yang perlukan, dan lamanya waktu. Perhitungkanjumlah kalori yang diperlukan.Susun daftar makanan yang memenuhi syarat diatas,kemudian kelompokan menurut komposisi dominan. Hidrat arang, ptotein, lemak,hitung masing - masing kalori totalnya (setelah siap dimakan).Perhitungan untukvitamin dan mineral dapat dilakukan terakhir, dan apabila ada kekurangan dapatditambah tablet vitamin dan mineral secukupnya.

Catatan :
Kandungan kalori :
- hidrat arang 4 kal/gr.
- lemak 9 kal/gr.
- protein 4 kal/gr.

Kalori paling cepat didapat dari :
1. Hidrat arang.
2. Lemak.
3. Protein.

Kebutuhan kalori per 100 poundsberat badan (sekitar 45 kg)
- Metabolisme basal 1100 kalori.
- Aktifitas tubuh : Jalan Kaki 2mil/jam 45 kal/jam.
- mil/jam 90 kal/jam.
- mil/jam 160 kal/jam.

Memotong kayu/tebas 260 kal/jam.
Makan 20 kal/jam.
Duduk (diam) 20 kal/jam.
Bongkar pasang ransel, buat camp 50kal/jam.
Menggigil 220 kal/jam.
Aktifitas dinamis khusus = 6 - 8 %dari 1 dan 2.
Total kalori yang dibutuhkan = 1 + 2+ 3.

Jenis Bahan Makanan dan MacamMakanan Sumber kalori dari hidrat arang tiap 100 gram.
ü Beras giling 360 kal Nasi 178 kal.
ü Havermout 390 kal Kentang 90 kal.
ü Singkong 140 kal Macaroni 363 kal.
ü Maizena 343 kal Roti 248 kal.
ü Tape singkong 173 kal Gaplek 363 kal.
ü Biskuit 458 kal Sagu 353 kal.
ü Terigu 365 kal Ubi 123 kal.
ü Gula pasir 364 kal Gula aren 368 kal.
ü Madu 294 kal Coklat pahit 504 kal.
ü Coklat manis 472 kal Coklat susu 381kal.

Sumber Protein (tiap 100 gram)
ü Tempe 119 kla.
ü Kacang tanah rebus dengan kulit 360kal.
ü Telur ayam 162 kal.
ü Telur bebek 189 kal.

Sumber protein dan lemak (tiap 100gram)
ü Corned 241 kal.
ü Daging asap 191 kal.
ü Dendeng 433 kal.
ü Sardens 338 kal.

Menu makanan satu hari :
ü Mie 1.5 gelas 335 kal
ü Susu kental manis ½ gelas 336 kal
ü Dodol ½ ons 200 kal
ü Coklat 1 ons 472 kal
ü Nasi 2 ons 360 kal
ü Roti 1 ons 248 kal
ü Biscuit 1 ons 458 kal
ü Corned ½ ons 120 kal
ü Dendeng 1 ons 433 kal

TOTAL 2962 kal

Makanan yang dibawa seharusnya dapatmemenuhi kebutuhan energi pendaki, selama pendakian seserorang membutuhkansitar 5.000 kalori dan 100 gram protein, kalori dapat dipenuhi denganmengkonsumsi nasi. Namun ada baiknya hanya memakan nasi satu kali sehari dikala malam (saat berkemah) alasayanya beras realtif berat dan memerluakan waktuyang lama untu memasak serta menghabiskan banyak bahan bakar. Fungsi berasdapat diganti dengan roti, biskuit, coklat, dan hevermit.
Hal yang perlu diperjatikan hindarimengkonsumsi makanan yang harus dimasak lebih dahulu selama mendaki, karena halini hanya akan merepotkan dan menghabiskan waktu perjalanan. Pilihlah makananpraktis seperti coklat, roti, agar-agar, buah-buahan, dapat juga dibuat mixfoodyang terdiri atas kacang, coklat, biskuit dan kismis.

Perjalanan ke alam terbuka pastimengandung resiko. Tiap perjalanan memiliki tingkat resiko dan bahaya yangbervariasi.bahaya dan resiko tersebut dapat jauh diminimalisir dengan berbagaipersiapan. Persiapan umum yang harus dimiliki seorang pendaki sebelum mulai naikgunung antara lain :
1. Membawa alat navigasi berupa petalokasi pendakian, peta, altimeter [Alat pengukur ketinggian suatu tempat daripermukaan laut], atau kompas. Untuk itu, seorang pendaki harus paham bagaimanamembaca peta dan melakukan orientasi. Jangan sekali-sekali mendaki bila dalamrombongan tidak ada yang berpengalaman mendaki dan berpengetahuan mendalamtentang navigasi.
2. Pastikan kondisi tubuh sehat dankuat. Berolahragalah seperti lari atau berenang secara rutin sebelum mendaki.
3. Bawalah peralatan pendakian yangsesuai. Misalnya jaket anti air atau ponco, pisahkan pakaian untuk berkemahyang selalu harus kering dengan baju perjalanan, sepatu karet atau boot (janganbersendal), senter dan baterai secukupnya, tenda, kantung tidur, matras.
4. Hitunglah lama perjalanan untukmenyesuaikan kebutuhan logistik. Berapa banyak harus membawa beras, bahanbakar, lauk pauk, dan piring serta gelas. Bawalah wadah air yang harus selalu terisisepanjang perjalanan.
5. Bawalah peralatan medis, seperti obatmerah, perban, dan obat-obat khusus bagi penderita penyakit tertentu.
6. Jangan malu untuk belajar danberdiskusi dengan kelompok pencinta alam yang kini telah tersebar di sekolahmenengah atau universitas-universitas.
7. Ukurlah kemampuan diri. Bila tidaksanggup meneruskan perjalanan, jangan ragu untuk kembali pulang.

Memang, mendaki gunung memilikiunsur petualangan. Petualangan adalah sebagai satu bentuk pikiran yang mulaidengan perasaan tidak pasti mengenai hasil perjalanan dan selalu berakhirdengan perasaan puas karena suksesnya perjalanan tersebut. Perasaan yang munculsaat bertualang adalah rasa takut menghadapi bahaya secara fisik ataupsikologis. Tanpa adanya rasa takut maka tidak ada petualangan karena tidak adapula tantangan.

Risiko mendaki gunung yang tinggi,tidak menghalangi para pendaki untuk tetap melanjutan pendakian, karenaZuckerma menyatakan bahwa para pendaki gunung memiliki kecenderungan sensationseeking (pemburuan sensasi) tinggi. Para sensation seeker menganggap dan menerimarisiko sebagai nilai atau harga dari sesuatu yang didapatkan dari sensasi ataupengalaman itu sendiri. Pengalaman-pengalaman yang menyenangkan maupun kurangmenyenangkan tersebut membentuk self-esteem [kebanggaan /kepercayaan diri].

Pengalaman-pengalaman iniselanjutnya menimbulkan perasaan individu tentang dirinya, baik perasaanpositif maupun perasaan negatif. Perjalanan pendakian yang dilakukan oleh parapendaki menghasilkan pengalaman, yaitu pengalaman keberhasilan dan suksesmendaki gunung, atau gagal mendaki gunung. Kesuksesan yang merupakan faktorpenunjang tinggi rendahnya self-esteem, merupakan bagian dari pengalaman parapendaki dalam mendaki gunung.

Fenomena yang terjadi adalah apakahmendaki gunung bagi para pendaki merupakan sensation seeking untuk meningkatkanself-esteem mereka? Selanjutnya, sensation seeking bagi para pendaki gunungkemungkinan memiliki hubungan dengan self-esteem pendaki tersebut. Karenapengalaman yang dialami para pendaki dalam pendakian dapat berupa keberhasilanmaupun kegagalan.

Persiapan mendaki gunung.
Persiapan umum untuk mendaki gunungantara lain kesiapan mental, fisik, etika, pengetahuan dan ketrampilan.
1. Kesiapan mental. Mental amatberpengaruh, karena jika mentalnya sedang fit, maka fisik pun akan fit, tetapibisa saja terjadi sebaliknya.
2. Kesiapan fisik. Beberapa latihanfisik yang perlu kita lakukan, misalnya : Stretching /perenggangan [sebelum dansesudah melakukan aktifitas olahraga, lakukanlah perenggangan, agar tubuh kitadapat terlatih kelenturannya]. Jogging (lari pelan-pelan) Lama waktu dan jaraksesuai dengan kemampuan kita, tetapi waktu, jarak dan kecepatan selalu kitatambah dari waktu sebelumnya. Latihan lainnya bisa saja sit-up, push-up danpull-up Lakukan sesuai kemampuan kita dan tambahlah porsinya melebihi porsisebelumnya.
3.Kesiapan administrasi. Mempersiapkanseluruh prosedur yang dibutuhkan untuk perijinan memasuki kawasan yang akandituju.
4. Kesiapan pengetahuan danketrampilan.
Pengetahuan untuk dapat hidup di alam bebas. Kemampuanminimal yang perlu bagi pendaki adalah pengetahuan tentang navigasi darat,survival serta EMC (emergency medical care) praktis.

Jenis-Jenis Pendakian / Perjalanan.
Olah raga mendaki gunung sebenarnyamempunyai tingkat dan kualifikasinya. Seperti yang sering kita kenal denganistilah mountaineering atau istilah serupa lainnya. Menurut bentuk dan jenismedan yang dihadapi, mountaineering dapat dibagi sebagai berikut :
1. Hill Walking / Feel Walking.
Perjalanan mendaki bukit-bukit yang relatif landai. Tidakmembutuhkan peralatan teknis pendakian. Perjalanan ini dapat memakan waktusampai beberapa hari. Contohnya perjalanan ke Gunung Gede atau Ceremai.
2. Scarmbling.
Pendakian setahap demi setahap pada suatu permukaan yangtidak begitu terjal. Tangan kadang-kadang dipergunakan hanya untukkeseimbangan. Contohnya : pendakian di sekitar puncak Gunung Gede Jalur Cibodas.
3. Climbing.
Dikenal sebagai suatu perjalanan pendek, yang umumnya tidakmemakan waktu lebih dari 1 hari, hanya rekreasi ataupun beberapa pendakiangunung yang praktis. Kegiatan pendakian yang membutuhkan penguasaan teknikmendaki dan penguasaan pemakaian peralatan.
Bentuk climbing ada 2 macam :
- Rock Climbing - pendakian pada tebing-tebing atau ataudinding karang. Jenis pendakian ini yang umumnya ada di daerah tropis.
- Snow and Ice Climbing - Pendakian pada es dan salju. Padapendakian ini, peralatan-peralatan khusus sangat diperlukan, seperti ice axe,ice screw, crampton, dll.



Minggu, 26 Juni 2016

Macam macam Simpul Tali dalam Panjat Tebing

 

Macam-macam Simpul Tali dalam Panjat Tebing 

SHUNT Magetan - Kata simpul, tali atau tali temali tidaklah asing bagi kita, terutama bagi kalian yang pernah ikut dalam pramuka. Dipanjat tebing pun materi simpul atau mengenal macam - macam simpul tali pun merupakan hal yang wajib karena akan sangat penting dalam pemanjatan dan sebagai salah satu pengengaman saat melakukan pemanjatan.

Sebelum mengarah pada macam - macam simpul tali yang digunakan dalam panjat tebing sebaiknya kita uraikan terlebih dahulu apa itu simpul? apa itu tali ? dan apa itu ikatan ? secara definisi kita dapat artikan sebagai berikut :

Simpul
Simpul adalah hubungan tali dengan tali. bisa satu tali dengan tali yang lain maupun dengan tali itu sendiri.

2. Tali
Tali adalah bendanya atau tali itu sendiri atau nama benda. sedangkan tali temali adalah bermain tali.

3. Ikatan
Ikatan adalah hubungan tali dengan benda. benda di sini biasa kayu, batu, ranting, besi ataupun hewan.

Sehingga bisa dikatakan bahwa simpul adalah hubungan tali dengan tali yang belum diikatkan pada suatu benda.

Setelah penguraian tentang simpul, tali dan ikatan kita akan membahas tentang macam - macam simpul dalam teli - temali yang digunakan dalam panjat tebing, kenapa dipanjat tebing ? karena tidak semua simpul digunakan dalam kegiatan panjat tebing bahkan simpul yang dipakai cenderung khusus.

Macam-macam Simpul Tali dalam Panjat Tebing


1.    Simpul Pita
Simpul Pita berfungsi untuk menyambung 2 tali pipih (Webbing) yang berguna sebagai alternatif Harness ( Tali Tubuh ) di akhir simpul yang harus dipakai simpul pita ini. Simpul pita dibuat dengan menyimpulkan kedua ujung tali pipih baik tali pipih satu dengan tali pipih yang lain atau dengan tali pipih itu sendiri menjadi satu.
Macam-macam Simpul Tali dalam Panjat Tebing
Simpul Pita

2.    Overhand Knot / Simpul Mati
Simpul mati berfungsi untuk menyambung 2 tali yang berdiameter sama. Simpul ini dapat dibuat dengan mensejajarkan dua ujung tali lali menyimpulkan menjadi satu. berbeda dengan simpul pita pada webbing atau tali pipih, simpul mati dikhususkan untuk menyambung 2 tali.

Macam-macam Simpul Tali dalam Panjat Tebing
Overhand Knot / Simpul Mati

3.    Figure Eight Loop / Simpul Delapan
Simpul Delapan berfungsi sebagai simpul wajib pada pemanjat (Dikenakan pada cincin harness / tali tubuh) dan juga sebagai penambat back up pada sistem penambatan pada saat membuat pitch pada suatu pemanjatan.

Macam-macam Simpul Tali dalam Panjat Tebing
Simpul Delapan
4.    Simpul Bowline
Simpul Bowline / simpul kambing berfungsi sebagai simpul wajib pada pemanjat (Dikenakan pada Tali harness / tali tubuh) akan tetapi perlu digaris bawahi untuk pemula tidak dianjurkan untuk memakai simpul ini karena simpul ini harus benar–benar teliti dalam penyimpulannya apabila kurang teliti maka simpul ini akan mudah terlepas sehingga akan terjadi hal yang sangat fatal nantinya.

Macam-macam Simpul Tali dalam Panjat Tebing
Simpul Bowline

5.    Simpul Fisherman / Nelayan GandaSimpul Fisherman / Nelayan ganda simpul ini berfungsi untuk menyambungkan 2 tali yang diameternya sama. Dan perbedaan dengan simpul mati jelas lebih safety memakai simpul ini apabila anda ingin menyambung 2 tali yang diameternya sama

Macam-macam Simpul Tali dalam Panjat Tebing
Simpul Fisherman / Nelayan




6.    Clove hitch / Simpul Pangkal
Simpul pangkal adalah simpul utama yang berfungsi untuk membuat penambatan baik itu dalam pemanjatan dan untuk membuat aktivitas yang berhubungan dengan abseling / rappelling maupun kenapa harus simpul pangkal yang dipakai karena simpul pangkal mudah dalm pembuatnnya dan pengaturannya.

Macam-macam Simpul Tali dalam Panjat Tebing
Simpul pangkal
7.    Italian hitch / Simpul Italia
Simpul Italia berfungsi sebagai pengganti alat – alat belay device yang pada artinya simpul Italia ini untuk membelay pada saat tertentu atau kondisi kritis.

Macam-macam Simpul Tali dalam Panjat Tebing
Simpul Italia

8.    Prusik Knot / Simpul Prusik
Mungkin ada diantara kita yang mengenal prusik sebagai nama sebuah tali atau alat itu tidaklah benar karena prusik adalah nama simpul yakni simpul prusik. Simpul Prusik ini berfungsi sebagai pengganti alat ascendeur karena simpul ini pada awalnya  untuk menaiki tali kermantle yang lebih besar diameternya.

Macam-macam Simpul Tali dalam Panjat Tebing
Simpul Prusik

Baca Juga Teknik Repling dan Prusiking yang aman.

9.    Slip Knot
Slip Knot adalah simpul kombinasi antara simpul pangkal dan simpul mati yang berfungsi sebagai pengunci simpul pangkal.

Macam-macam Simpul Tali dalam Panjat Tebing
Slip Knot


10. Alpine Butterflay Knot / Simpul Kupu – kupu
Simpul kupu – kupu berfungsi sebgai penyambung dua tali yang friksi khususnya untuk tali kermantle.

Macam-macam Simpul Tali dalam Panjat Tebing
Simpul kupu – kupu

Sabtu, 25 Juni 2016

PERANAN, MANFAAT DAN FUNGSI HUTAN MANGROVE



Peranan, Manfaat dan Fungsi Hutan Magrove dalam kehidupan masyarakat yang hidup di daerah pesisir sangat banyak sekali. Baik itu langsung dirasakan oleh penduduk sekitar maupun peranan, manfaat dan fungsi yang tidak langsung dari hutan mangrove itu sendiri.
Tumbuhan yang hidup di hutan mangrove bersifat unik karena merupakan gabungan dari ciri-ciri tumbuhan yang hidup di darat dan di laut. Umumnya mangrove mempunyai sistem perakaran yang menonjol yang disebut akar nafas (pneumatofor). Sistem perakaran ini merupakan suatu cara adaptasi terhadap keadaan tanah yang miskin oksigen atau bahkan anaerob. Mangrove tersebar di seluruh lautan tropik dan subtropik, tumbuh hanya pada pantai yang terlindung dari gerakan gelombang; bila keadaan pantai sebaliknya, benih tidak mampu tumbuh dengan sempurna dan menancapkan akarnya.
Menurut kamus Webster, habitat didefinisikan sebagai "the natural abode of a plant or animal, esp. the particular location where it normally grows or lives, as the seacoast, desert, etc". terjemahan bebasnya kira-kira adalah, tempat bermukim di alam bagi tumbuhan dan hewan terutama untuk bisa hidup dan tumbuh secara biasa dan normal, seperti pantai laut, padang pasir dan sebagainya. Salah satu tempat tinggal komunitas hewan dan tanaman adalah daerah pantai sebagai habitat mangrove. Di habitat ini bermukim pula hewan dan tanaman lain. Tidak semua habitat sama kondisinya, tergantung pada keaneka ragaman species dan daya dukung lingkungan hidupnya.
Telah banyak diketahui bahwa pulau, sebagai salah satu habitat komunitas mangrove, bersifat dinamis, artinya dapat berkembang meluas ataupun berubah mengecil bersamaan dengan berjalannya waktu. Bentuk dan luas pulau dapat berubah karena aktivitas proses vulkanik atau karena pergeseran lapisan dasar laut. Tetapi sedikit orang yang mengetahui bahwa mangrove berperan besar dalam dinamika perubahan pulau, bahkan cukup mengagetkan bila ada yang menyatakan bahwa mangrove itu dapat membentuk suatu pulau. Dikatakan bahwa mangrove berperan penting dalam ‘membentuk pulau’.
Beberapa berpendapat bahwa sebenarnya mangrove hanya berperan dalam menangkap, menyimpan, mempertahankan dan mengumpulkan benda dan partikel endapan dengan struktur akarnya yang lebat, sehingga lebih suka menyebutkan peran mangrove sebagai “shoreline stabilizer” daripada sebagai “island initiator” atau sebagai pembentuk pulau. Dalam proses ini yang terjadi adalah tanah di sekitar pohon mangrove tersebut menjadi lebih stabil dengan adanya mangrove tersebut. Peran mangrove sebagai barisan penjaga adalah melindungi zona perbatasan darat laut di sepanjang garis pantai dan menunjang kehidupan organisme lainnya di daerah yang dilindunginya tersebut. Hampir semua pulau di daerah tropis memiliki pohon mangrove.
Bila buah mangrove jatuh dari pohonnya kemudian terbawa air sampai menemukan tanah di lokasi lain tempat menetap buah tersebut akan tumbuh menjadi pohon baru. Di tempat ini, pohon mangrove akan tumbuh dan mengembangkan sistem perakarannya yang rapat dan kompleks. Di tempat tersebut bahan organik dan partikel endapan yang terbawa air akan terperangkap menyangkut pada akar mangrove. Proses ini akan berlangsung dari waktu ke waktu dan terjadi proses penstabilan tanah dan lumpur atau barisan pasir (sand bar). Melalui perjalanan waktu, semakin lama akan semakin bertambah jumlah pohon mangrove yang datang dan tumbuh di lokasi tanah ini, menguasai dan mempertahankan daerah habitat baru ini dari hempasan ombak laut yang akan meyapu lumpur dan pasir. Bila proses ini berjalan terus, hasil akhirnya adalah terbentuknya suatu pulau kecil yang mungkin akan terus berkembang dengan pertumbuhan berbagai jenis mangrove serta organisme lain dalam suatu ekosistem mangrove.
Dalam proses demikian inilah mangrove dikatakan sebagai bisa membentuk pulau. Sebagai barisan pertahanan pantai, mangrove menjadi bagian terbesar perisai terhadap hantaman gelombang laut di zona terluar daratan pulau. Hutan mangrove juga melindungi bagian dalam pulau secara efektif dari pengaruh gelombang dan badai yang terjadi. Mangrove merupakan pelindung dan sekaligus sumber nutrien bagi organisme yang hidup di tengahnya.
Daun mangrove yang jatuh akan terurai oleh bakteri tanah menghasilkan makanan bagi plankton dan merupakan nutrien bagi pertumbuhan algae laut. Plankton dan algae yang berkembang akan menjadi makanan bagi berbagai jenis organisme darat dan air di habitat yang bersangkutan. Demikianlah suatu ekosistem mangrove dapat terbentuk dan berkembang dari pertumbuhan biji mangrove.
Pada saat terjadi badai, mangrove memberikan perlindungan bagi pantai dan perahu yang bertambat. Sistem perakarannya yang kompleks, tangguh terhadap gelombang dan angin serta mencegah erosi pantai. Pada saat cuaca tenang akar mangrove mengumpulkan bahan yang terbawa air dan partikel endapan, memperlambat aliran arus air. Apabila mangrove ditebang atau diambil dari habitatnya di pantai maka akan dapat mengakibatkan hilangnya perlindungan terhadap erosi pantai oleh gelombang laut, dan menebarkan partikel endapan sehingga air laut menjadi keruh yang kemudian menyebabkan kematian pada ikan dan hewan sekitarnya karena kekurangan oksigen. Proses ini menyebabkan pula melambatnya pertumbuhan padang lamun (seagrass).
Ekosistem hutan mangrove memberikan banyak manfaat baik secara tidak langsung (non economic value) maupun secara langsung kepada kehidupan manusia (economic vallues). Beberapa manfaat mangrove antara lain adalah:
  • Menumbuhkan pulau dan menstabilkan pantai.
Salah satu peran dan sekaligus manfaat ekosistem mangrove, adalah adanya sistem perakaran mangrove yang kompleks dan rapat, lebat dapat memerangkap sisa-sia bahan organik dan endapan yang terbawa air laut dari bagian daratan. Proses ini menyebabkan air laut terjaga kebersihannya dan dengan demikian memelihara kehidupan padang lamun (seagrass) dan terumbu karang. Karena proses ini maka mangrove seringkali dikatakan pembentuk daratan karena endapan dan tanah yang ditahannya menumbuhkan perkembangan garis pantai dari waktu ke waktu. Pertumbuhan mangrove memperluas batas pantai dan memberikan kesempatan bagi tumbuhan terestrial hidup dan berkembang di wilayah daratan. Akar pohon mangrove juga menjaga pinggiran pantai dari bahaya erosi. Buah vivipar yang dapat berkelana terbawa air hingga menetap di dasar yang dangkal dapat berkembang dan menjadi kumpulan mangrove di habitat yang baru. Dalam kurun waktu yang panjang habitat baru ini dapat meluas menjadi pulau sendiri.
  • Menjernihkan air.
Akar pernafasan (akar pasak) dari api-api dan tancang bukan hanya berfungsi untuk pernafasan tanaman saja, tetapi berperan juga dalam menangkap endapan dan bisa membersihkan kandungan zat-zat kimia dari air yang datang dari daratan dan mengalir ke laut. Air sungai yang mengalir dari daratan seringkali membawa zat-zat kimia atau polutan. Bila air sungai melewati akar-akar pasak pohon api-api, zat-zat kimia tersebut dapat dilepaskan dan air yang terus mengalir ke laut menjadi bersih. Banyak penduduk melihat daerah ini sebagai lahan marginal yang tidak berguna sehingga menimbunnya dengan tanah agar lebih produktif. Hal ini sangat merugikan karena dapat menutup akar pernafasan dan menyebabkan pohon mati.
  • Mengawali rantai makanan.
Daun mangrove yang jatuh dan masuk ke dalam air. Setelah mencapai dasar teruraikan oleh mikro organisme (bakteri dan jamur). Hasil penguraian ini merupakan makanan bagi larva dan hewan kecil air yang pada gilirannya menjadi mangsa hewan yang lebih besar serta hewan darat yang bermukim atau berkunjung di habitat mangrove.
  • Melindungi dan memberi nutrisi.
Akar tongkat pohon mangrove memberi zat makanan dan menjadi daerah nursery bagi hewan ikan dan invertebrata yang hidup di sekitarnya. Ikan dan udang yang ditangkap di laut dan di daerah terumbu karang sebelum dewasa memerlukan perlindungan dari predator dan suplai nutrisi yang cukup di daerah mangrove ini. Berbagai jenis hewan darat berlindung atau singgah bertengger dan mencari makan di habitat mangrove.
  • Manfaat bagi manusia.
Masyarakat daerah pantai umumnya mengetahui bahwa hutan mangrove sangat berguna dan dapat dimanfaatkan dalam berbagai cara untuk memenuhi kebutuhan hidup. Pohon mangrove adalah pohon berkayu yang kuat dan berdaun lebat. Mulai dari bagian akar, kulit kayu, batang pohon, daun dan bunganya semua dapat dimanfaatkan manusia. Beberapa kegunaan pohon mangrove yang langsung dapat dirasakan dalam kehidupan sehari-hari antara lain adalah:
  • Tempat tambat kapal.
Daerah teluk yang terlidung seringkali dijadikan tempat berlabuh dan bertambatnya perahu. Dalam keadaan cuaca buruk pohon mangrove dapat dijadikan perlindungan dengan bagi perahu dan kapal dengan mengikatkannya pada batang pohon mangrove. Perlu diperhatikan agar cara tambat semacam ini tidak dijadikan kebiasaan karena dapat merusak batang pohon mangrove yang bersangkutan.
  • Obat-obatan.
Kulit batang pohonnya dapat dipakai untuk bahan pengawet dan obat-obatan. Macam-macam obat dapat dihasilkan dari tanaman mangrove. Campuran kulit batang beberapa species mangrove tertentu dapat dijadikan obat penyakit gatal atau peradangan pada kulit. Secara tradisional tanaman mangrove dipakai sebagai obat penawar gigitan ular, rematik, gangguan alat pencernaan dan lain-lain. Getah sejenis pohon yang berasosiasi dengan mangrove (blind-your-eye mangrove) atau Excoecaria agallocha dapat menyebabkan kebutaan sementara bila kena mata, akan tetapi cairan getah ini mengandung cairan kimia yang dapat berguna untuk mengobati sakit akibat sengatan hewan laut. Air buah dan kulit akar mangrove muda dapat dipakai mengusir nyamuk. Air buah tancang dapat dipakai sebagai pembersih mata. Kulit pohon tancang digunakan secara tradisional sebagai obat sakit perut dan menurunkan panas. Di Kambodia bahan ini dipakai sebagai penawar racun ikan, buah tancang dapat membersihkan mata, obat sakit kulit dan di India dipakai menghentikan pendarahan. Daun mangrove bila di masukkan dalam air bisa dipakai dalam penangkapan ikan sebagai bahan pembius yang memabukkan ikan (stupefied).
  • Pengawet.
Buah pohon tancang dapat dijadikan bahan pewarna dan pengawet kain dan jaring dengan merendam dalam air rebusan buah tancang tersebut. Selain mengawetkan hasilnya juga pewarnaan menjadi coklat-merah sampai coklat tua, tergantung pekat dan lamanya merendam bahan. Pewarnaan ini banyak dipakai untuk produksi batik, untuk memperoleh pewarnaan jingga-coklat. Air rebusan kulit pohon tingi dipakai untuk mengawetkan bahan jaring payang oleh nelayan di daerah Labuhan, Banten.
  • Pakan dan makanan.
Daunnya banyak mengandung protein. Daun muda pohon api-api dapat dimakan sebagai sayur atau lalapan. Daun-daun ini dapat dijadikan tambahan untuk pakan ternak. Bunga mangrove jenis api-api mengandung banyak nectar atau cairan yang oleh tawon dapat dikonversi menjadi madu yang berkualitas tinggi. Buahnya pahit tetapi bila memasaknya hatihati dapat pula dimakan. .
  • Bahan mangrove dan bangunan.
Batang pohon mangrove banyak dijadikan bahan bakar baik sebagai kayu bakar atau dibuat dalam bentuk arang untuk kebutuhan rumah tangga dan industri kecil. Batang pohonnya berguna sebagai bahan bangunan. Bila pohon mangrove mencapai umur dan ukuran batang yang cukup tinggi, dapat dijadikan tiang utama atau lunas kapal layar dan dapat digunakan untuk balok konstruksi rumah tinggal. Batang kayunya yang kuat dan tahan air dipakai untuk bahan bangunan dan cerocok penguat tanah. Batang jenis tancang yang besar dan keras dapat dijadikan pilar, pile, tiang telepon atau bantalan jalan kereta api. Bagi nelayan kayu mangrove bisa juga untuk joran pancing. Kulit pohonnya dapat dibuat tali atau bahan jaring.
Beberapa manfaat dan fungsi hutan mangrove dapat dikelompokan sebagai berikut:
A. Manfaat / Fungsi Fisik :
  1. Menjaga agar garis pantai tetap stabil
  2. Melindungi pantai dan sungai dari bahaya erosi dan abrasi.
  3. Menahan badai/angin kencang dari laut
  4. Menahan hasil proses penimbunan lumpur, sehingga memungkinkan terbentuknya lahan baru.
  5. Menjadi wilayah penyangga, serta berfungsi menyaring air laut menjadi air daratan yang tawar
  6. 6. Mengolah limbah beracun, penghasil O2 dan penyerap CO2.

B. Manfaat / Fungsi Biologis :
  1. Menghasilkan bahan pelapukan yang menjadi sumber makanan penting bagi plankton, sehingga penting pula bagi keberlanjutan rantai makanan.
  2. Tempat memijah dan berkembang biaknya ikan-ikan, kerang, kepiting dan udang.
  3. Tempat berlindung, bersarang dan berkembang biak dari burung dan satwa lain.
  4. Sumber plasma nutfah & sumber genetik.
  5. Merupakan habitat alami bagi berbagai jenis biota.

C. Manfaat / Fungsi Ekonomis :
  1. Penghasil kayu : bakar, arang, bahan bangunan.
  2. Penghasil bahan baku industri : pulp, tanin, kertas, tekstil, makanan, obat-obatan, kosmetik, dll
  3. Penghasil bibit ikan, nener, kerang, kepiting, bandeng melalui pola tambak silvofishery
  4. Tempat wisata, penelitian & pendidikan

 

 

SEJARAH PENCINTA ALAM SERTA PERKEMBANGANNYA

Apabila sejenak kita merunut dari belakang, sebetulnya sejarah manusia tidak jauh-jauh amat dari alam. Sejak zaman prasejarah dimana manusia berburu dan mengumpulkan makanan, alam adalah "rumah" mereka. Gunung adalah sandaran kepala, padang rumput adalah tempat mereka membaringkan tubuh, dan gua-gua adalah tempat mereka bersembunyi. Namun sejak manusia menemukan kebudayaan, yang katanya lebih "bermartabat", alam seakan menjadi barang aneh. Manusia mendirikan rumah untuk tempatnya bersembunyi. Manusia menciptakan kasur untuk tempatnya membaringkan tubuh, dan manusia mendirikan gedung bertingkat untuk mengangkat kepalanya. Manusia dan alam akhirnya memiliki sejarahnya sendiri-sendiri.

Ketika keduanya bersatu kembali, maka ketika itulah saatnya Sejarah Pecinta Alam dimulai :

Pada tahun 1492 sekelompok orang Perancis di bawah pimpinan Anthoine de Ville mencoba memanjat tebing Mont Aiguille (2097 m), dikawasan Vercors Massif. Saat itu belum jelas apakah mereka ini tergolong pendaki gunung pertama. Namun beberapa dekade kemudian, orang-orang yang naik turun tebing-tebing batu di Pegunungan Alpen adalah para pemburu chamois, sejenis kambing gunung. Barangkali mereka itu pemburu yang mendaki gunung. Tapi inilah pendakian gunung yang tertua pernah dicatat dalam sejarah.

Di Indonesia, sejarah pendakian gunung dimulai sejak tahun 1623 saat Yan Carstensz menemukan "Pegunungan sangat tinggi di beberapa tempat tertutup salju" di Papua. Nama orang Eropa ini kemudian digunakan untuk salah satu gunung di gugusan Pegunungan Jaya Wijaya yakni Puncak Cartensz. Pada tahun 1786 puncak gunung tertinggi pertama yang dicapai manusia adalah puncak Mont Blanc (4807 m) di Prancis. Lalu pada tahun 1852 Puncak Everest setinggi 8840 meter ditemukan. Orang Nepal menyebutnya Sagarmatha, atau Chomolungma menurut orang Tibet. Puncak Everest berhasil dicapai manusia pada tahun 1953 melalui kerjasama Sir Edmund Hillary dari Selandia Baru dan Sherpa Tenzing Norgay yang tergabung dalam suatu ekspedisi Inggris. Sejak saat itu, pendakian ke atap-atap dunia pun semakin ramai.

Di Indonesia sejarah pecinta alam dimulai dari sebuah perkumpulan yaitu "Perkumpulan Pentjinta Alam"(PPA). Berdiri 18 Oktober 1953. PPA merupakan perkumpulan Hobby yang diartikan sebagai suatu kegemaran positif serta suci, terlepas dari 'sifat maniak'yang semata-mata melepaskan nafsunya dalam corak negatif. Tujuan mereka adalah memperluas serta mempertinggi rasa cinta terhadap alam seisinya dalam kalangan anggotanya dan masyarakat umumnya. Sayang perkumpulan ini tak berumur panjang. Penyebabnya antara lain faktor pergolakan politik dan suasana yang belum terlalu mendukung sehingga akhirnya PPA bubar di akhir tahun 1960. Awibowo adalah pendiri satu perkumpulan pencinta alam pertama di tanah air mengusulkan istilah pencinta alam karena cinta lebih dalam maknanya daripada gemar/suka yang mengandung makna eksploitasi belaka, tapi cinta mengandung makna mengabdi. "Bukankah kita dituntut untuk mengabdi kepada negeri ini?.

"Sejarah pencinta alam kampus pada era tahun 1960-an. Pada saat itu kegiatan politik praktis mahasiswa dibatasi dengan keluarnya SK 028/3/1978 tentang pembekuan total kegiatan Dewan Mahasiswa dan Senat Mahasiswa yang melahirkan konsep Normalisasi Kehidupan Kampus (NKK). Gagasan ini mula – mula dikemukakan Soe Hok Gie pada suatu sore, 8 Nopember 1964, ketika mahasiswa FSUI sedang beristirahat setelah mengadakan kerjabakti di TMP Kalibata. Sebenarnya gagasan ini, seperti yang dikemukakan Soe Hok Gie sendiri, diilhami oleh organisasi pencinta alam yang didirikan oleh beberapa orang mahasiswa FSUI pada tanggal 19 Agustus 1964 di Puncak gunung Pangrango. Organisasi yang bernama Ikatan Pencinta Alam Mandalawangi itu keanggotaannya tidak terbatas di kalangan mahasiswa saja. Semua yang berminat dapat menjadi anggota setelah melalui seleksi yang ketat. Sayangnya organisasi ini mati pada usianya yang kedua. Pada pertemuan kedua yang diadakan di Unit III bawah gedung FSUI Rawamangun, didepan ruang perpustakaan. Hadir pada saat itu Herman O. Lantang yang pada saat itu menjabat sebagai Ketua Senat Mahasiswa FSUI. Pada saat itu dicetuskan nama organisasi yang akan lahir itu IMPALA, singkatan dari Ikatan Mahasiswa Pencinta Alam.

Setelah bertukar pikiran dengan Pembantu Dekan III bidang Mahalum, yaitu Drs. Bambang Soemadio dan Drs. Moendardjito yang ternyata menaruh minat terhadap organisasi tersebut dan menyarankan agar mengubah nama IMPALA menjadi MAPALA PRAJNAPARAMITA. Alasannya nama IMPALA terlalu borjuis. Nama ini diberikan oleh Bpk Moendardjito. Mapala merupakan singkatan dari Mahasiswa Pencinta Alam. Dan Prajnaparamita berarti dewi pengetahuan. Selain itu Mapala juga berarti berbuah atau berhasil. Jadi dengan menggunakan nama ini diharapkan segala sesuatu yang dilaksanakan oleh anggotanya akan selalu berhasil berkat lindungan dewi pengetahuan. Ide pencetusan pada saat itu memang didasari dari faktor politis selain dari hobi individual pengikutnya, dimaksudkan juga untuk mewadahi para mahasiswa yang sudah muak dengan organisasi mahasiswa lain yang sangat berbau politik dan perkembangannya mempunyai iklim yang tidak sedap dalam hubungannya antar organisasi.

Dalam tulisannya di Bara Eka 13 Maret 1966, Soe mengatakan bahwa :

“Tujuan Mapala ini adalah mencoba untuk membangunkan kembali idealisme di kalangan mahasiswa untuk secara jujur dan benar-benar mencintai alam, tanah air, rakyat dan almamaternya. Mereka adalah sekelompok mahasiswa yang tidak percaya bahwa patriotisme dapat ditanamkan hanya melalui slogan-slogan dan jendela-jendela mobil. Mereka percaya bahwa dengan mengenal rakyat dan tanah air Indonesia secara menyeluruh, barulah seseorang dapat menjadi patriot-patriot yang baik” Para mahasiswa itu, diawali dengan berdirinya Mapala Universitas Indonesia, membuang energi mudanya dengan merambah alam mulai dari lautan sampai ke puncak gunung. Mapala atau Mahasiswa Pecinta Alam adalah organisasi yang beranggotakan para mahasiswa yang mempunyai kesamaan minat, kepedulian dan kecintaan dengan alam sekitar dan lingkungan hidup. Sejak itulah pecinta alam pun merambah tak hanya kampus (Kini, hampir seluruh perguruan tinggi di Indonesia memiliki mapala baik di tingkat universitas maupun fakultas hingga jurusan), melainkan ke sekolah-sekolah, ke bilik-bilik rumah ibadah, sudut-sudut perkantoran, lorong-lorong atau kampung-kampung. Seakan-akan semua yang pernah menjejakkan kaki di puncak gunung sudah merasa sebagai pecinta alam.

Dan organisasi pencinta alam pun merambah MAHESA sejak awal berdirinya. Dimulai dari puncak Gunung Bawakaraeng (2.830 Mdpl) pada tanggal 20 Mei 2007(Disepakati sebagai hari jadi MAHESA), oleh 9 orang pendiri Mahasiswa Ekonomi Program Reguler Sore UNHAS (Bintang Hidayat, Hastomo, Fajrul Iman Ibrahim, Apriansyah, Ahmad Nasarudin, Asriadi, Muh.Hisyam, Suhardiman Sultan, dan Armawan Abdullah) yang disetujui oleh M.Arfan yang pada waktu itu menjabat sebagai Ketua BEM Fakultas Ekonomi Reguler Sore UNHAS(yang di kemudian hari karena bersimpatik ikut bergabung dengan MAHESA dalam Angkatan I), kemudian disusul dengan deklarasi yang diadakan di Puncak Gunung Bulusaraung (1.200 mdpl) pada tanggal 09 September 2007. Dalam perjalanan kali ini ikut serta Arnan Maulana, Seorang Simpatisan (yang kemudian ditetapkan sebagai Simpatisan Pendiri). Pada periode pertama Bintang Hidayat ditetapkan sebagai ketua umum MAHESA.

MAPALA, Konsekuensi yang harus dihadapi dari sebuah konsistensi

Apa yang diharapkan dengan mengikuti sebuah organisasi bernama MAPALA? Banyak memandang sebelah mata pada organisasi ini dan terkadang mengatakan bahwa kegiatannya hanya bersifat hura-hura yang menghabiskan uang. Suara itu semakin santer terdengar bila ada pemberitaan mengenai kecelakaan yang dialami oleh anggota Mapala pada waktu melakukan kegiatan di alam.

Dalam sebuah diskusi (mengutip dalam artikel Kompas, Minggu 29 Maret 1992) kegiatan Mapala dapat dikategorikan sebagai olahraga yang masuk ke dalam kaliber sport beresiko tinggi. Kegiatannya meliputi mendatangi puncak gunung tinggi, turun ke lubang gua di dalam bumi, hanyut berperahu di kederasan jeram sungai deras, keluar masuk daerah pedalaman yang paling dalam dan lainnya. umumnya kegiatan Mapala berkisar di alam terbuka dan menyangkut lingkungan hidup. Jenis aktifitas meliputi pendakian gunung (mountaineering), pemanjatan (climbing), penelusuran gua (caving), pengarungan arus liar(rafting), penghijauan dan lain sebagainya.

Tak ayal lagi bahwa kegiatan ini beresiko tinggi dan setiap anggotanya harus memahami konsekuensi resiko yang dihadapi dengan bergabung dengan organisasi ini. Resiko yang paling berat adalah cacat fisik permanen dan bahkan kematian. Untuk bisa mempersiapkan diri menghadapi resiko yang tinggi ini, dibutuhkan kesiapan mental, fisik dan skill yang memadai. Berbagai macam latihan dan pengalaman terjun langsung ke alam dapat meminimalisir resiko yang akan dihadapi. Tapi, diluar semua itu masih ada yang lebih berwenang untuk menentukan hidup dan mati seseorang.


MAPALA, Pencinta alam atau Petualang ?

Dua nama, pencinta alam dan petualang seolah-olah merupakan satu kesatuan utuh yang tidak bisa di pisahkan antara keduanya. Namun kalau dilihat secara etimologi kata dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia akan nampak kelihatan bahwa keduanya tidak ada hubungan satu sama lainnya. Dalam KBBI, pecinta (alam) ialah orang yang sangat suka akan (alam), sedangkan petualang ialah orang yang suka mencari pengalaman yang sulit-sulit, berbahaya, mengandung resiko tinggi dsb. Dengan demikian, secara etimologi jelas disiratkan dimana keduanya memiliki arah dan tujuan yang berbeda, meskipun ruang gerak aktivitas yang dipergunakan keduanya sama, alam. Dilain pihak, perbedaan itu tidak sebatas lingkup “istilah” saja, tetapi juga langkah yang dijalankan. Seorang pencinta alam lebih populer dengan gerakan enviromentalisme-nya, sementara itu, petualang lebih aktivitasnya lebih lekat dengan aktivitas-aktivitas Adventure-nya seperti pendakian gunung, pemanjatan tebing, pengarungan sungai dan masih banyak lagi kegiatan yang menjadikan alam sebagai medianya.

Kini yang sering ditanyakan ketika kerusakan alam di negeri ini semakin parah dimanakah pencinta alam? begitupun dengan para petualang yang menggunakan alam sebagai medianya.
Bahkan Tak jarang aktivitas “mereka” berakhir dengan terjadinya tindakan yang justru sangat menyimpang dari makna sebagai pecinta alam, misalkan terjadinya praktek-paktek vandalisme. Inilah sebenarnya yang harus di kembalikan tujuan dan arahnya sehingga jelas fungsi dan gerak merekapun bukan hanya sebagai ajang hura-hura belaka. keberadaaan mereka belum mencirikan kejelasan arah gerak dan pola pengembangan kelompoknya. Jangankan mencitrakan kelompoknya sebagai pecinta alam, sebagai petualang pun tidak. Aktivitas mereka cenderung merupakan aksi-aksi spontanitas yang terdorong atau bahkan terseret oleh medan ego yang tinggi dan sekian image yang telah terlebih dulu dicitrakan, dengan demikian banyak diantara para “pencinta alam” itu cuma sebatas “gaya” yang menggunakan alam sebagai alat.

MAHESA, Environmental+Intelektualis+Adventurer

Akhir-akhir ini di mana degradasi lingkungan dirasa semakin parah, maka peran pencinta alam sangat penting untuk membantu melestarikan lingkungan. Untuk melengkapi perannya sebagai duta lingkungan hidup, MAHESA sebagai organisasi pencinta alam yang Notabene anggotanya adalah seorang Mahasiswa, dituntut pula untuk mengupgrade ilmu dan pengetahuan dan minat serta niat yang tulus untuk selalu belajar, menambah pengetahuannya bukan hanya hal-hal yang menyangkut tentang outdoor skill tetapi juga harus ber-etika dan ber-intelektual. Karena seorang anggota MAHESA notabene juga adalah seorang Mahasiswa(yang berintelek), seorang anggota MAHESA dituntut bukan hanya menguasai skill tentang outdoor activities, tetapi juga haruslah sebagai mahasiswa yang rasionalis, analitik, kritis, universal, dan sistematis. MAHESA sadar dibutuhkan sisi Intelektual untuk menjembatani dan melengkapi sisi environmental dengan sisi adventurer. MAHESA sebagai organisasi intelektual dengan gerakan enviromentalisme bermental adventure yang berjuang keras dalam menjaga keseimbangan alam ini sebagai satu gerakan untuk masa depan akan lebih berarti tindakannya dengan komitment dan loyalitas yang tinggi dari anggotanya. Sebuah harapan untuk mengembalikan keseimbangan alam ini, perbedaan pola fikir dan arah gerak environment dengan adventurer dijembatani oleh sisi intelektualis para anggotanya yang merupakan spesialisasi dan menjadi ciri dari MAHESA yang memahami pentingnya menjaga, memelihara, melindung serta melestarikan alam Tanah Air tercinta ini dan melakukannya secara aman dan tertib.. bukanlah suatu kemustahilan ketiga sisi tersebut bersatu untuk masa depan lingkungan hidup Indonesia sehingga terciptanya lingkungan hidup yang seimbang, stabil dan bermanfaat bagi kehidupan sekarang dan masa depan.

makalah program pengembangan dan pelatihan

 

BAB I
PENDAHULUAN
1.1. Latar Belakang
Sumber daya manusia merupakan elemen utama organisasi dibandingkan dengan elemen lain seperti modal, teknologi, dan uang sebab manusia itu sendiri yang mengendalikan yang lain. Membicarakan sumberdaya manusia tidak terlepas dari kegiatan-kegiatan atau proses manajemen lainnya seperti strategi perencanaan, pengembangan manajemen dan pengembangan organisasi. Keterkaitan antara aspek-aspek manajemen itu sangat erat sekali sehingga sulit bagi kita untuk menghindari dari pembicaraan secara terpisah satu dengan lainnya.
Pengelolaan sumber daya manusia tidak hanya terpusat pada kegiatan seleksi, penempatan, pengupahan, pelatihan, transfer, promosi serta berbagai tindakan lainnya, yang fokusnya adalah pada kepentingan organisasi kerja. Tugas utama dari pengelolaan sumber daya seringkali hanya mengusahakan agar personil dapat bekerja secara efektif. Dalam artian yang luas pengembangan sumber daya manusia terutama meliputi pendidikan dan pelatihan, peningkatan kesehatan manusiawi, yang menyegarkan dalam organisasi, dan pertemuan ilmiah seperti seminar, simposium perlu untuk ditingkatkan.
Ciri yang konkrit dari program pendidikan dan pelatihan dalam peningkatan mutu unjuk kerja personil selalu berkembang, karena kebutuhan organisasi kerja dan masyarakat selalu berubah. Kekuatan potensial yang dapat menimbulkan perubahan adalah yang saling berkaitan. Pelatihan dan pengembangan SDM menjadi suatu keniscayaan bagi organisasi, karena penempatan karyawan secara langsung dalam pekerjaan tidak menjamin mereka akan berhasil. Karyawan baru sering sering merasa tidak pasti tentang peranan dan tanggung jawab mereka. Permintaan pekerjaan dan kapasitas karyawan haruslah seimbang melalui program orietasi dan pelatihan. Keduanya sangat dibutuhkan. Sekali para karyawan telah dilatih dan telah menguasai pekerjaannya, mereka membutuhkan pengembangan lebih jauh untuk menyiapkan tanggung jawab mereka di masa depan. Ada kecenderungan yang terus terjadi, yaitu semakin beragamnya karyawan dengan organisasi yang lebih datar, dan persaingan global yang meningkat, upaya pelatihan dan pengembangan dapat menyebabkan karyawan mampu mengembangankan tugas kewajiban dan tanggung jawabnya yang lebih besar.
Di tengah-tengah berbagai sumber kekuatan atau berbagai jenis potensi untuk program yang mengandung potensi untuk menimbulkan perubahan organisasi, maka hal penting yang bersumber dari peraturan dan program pendidikan dan pelatihan yang mampu berperan sebagai “pemicu” dalam perubahan organisasi atau pencapaian tujuan yang telah ditetapkan.
1.2 Rumusan masalah
  1. Kondisi SDM Aparatur Saat ini
  2. Kualifikasi SDM yang diperlukan masa depan
  3. Strategi Pengembangan SDM melalui Pendidikan dan Pelatihan
    1. Pengkajian Kebutuhan (Need Assesment)
    2. Persiapan dan Pelaksanaan Pendidikan dan Pelatihan
1.3 Tujuan
berdasarkan dari rumusan masalah maka saya menuliskan tujunan dari pembahasan tugas ini yaitu
  1. kondisi SDM aparatur saat ini bertujuan untuk bagaimana kita kondisi SDM saat  ini sangat memprihatinkan.
  2. bertujuan untuk bagaimana perkembangan SDM pada masa yang akan datang dan kita perlu membahas lebih jauh tentang SDM.
  3. Strategi Pengembangan SDM melalui Pendidikan dan Pelatihan
bertujuan untuk bagaimana pengembangan SDM dalam dunia pendidikan saat ini.
1.4 Batasan masalah
Berdasarkan rumusan masalah dan tujuan di atas, maka saya sebagai penulis makalah ini perlu membatasi masalah yang saya angkat. yaitu tentang peran pendidikan pelatihan dan pengembangan SDM aparatur.
  1. Kondisi SDM Aparatur Saat ini
  2. Kualifikasi SDM yang diperlukan masa depan
  3. Strategi Pengembangan SDM melalui Pendidikan dan Pelatihan
1.5 Manfaat
  1. Secara akademis sebagai bahan masukan yang didapat dari kajian literatur ilmiah bagi instansi terkait tentang pentingnya peranan Pendidikan dan Pelatihan terhadap Pengembangan SDM.
  2. Sebagai bahan masukan yang dapat dimanfaatkan oleh penulis selanjutnya untuk dikembangkan dalam penulisan makalah ini.
  3. Menambah wawasan penulis dalam mengembangkan sumber daya manusia.
BAB II
PEMBAHASAN
2.1  Kondisi SDM Aparatur Saat ini
Kondisi saat ini menunjukkan bahwa SDM aparatur yang ada sangat jauh dari apa yang diharapkan. Potret SDM aparatur saat ini yang menunjukkan profesionalisme rendah, banyaknya praktek KKN yang melibatkan aparatur, tingkat gaji yang tidak memadai, pelayanan kepada masyarakat yang berbelit-belit, kurang kreatif dan inovatif, bekerja berdasarkan juklak dan juknis serta mungkin masih banyak potret negatif lainnya yang intinya menunjukkan bahwa aparatur di Indonesia masih lemah.
Gambaran tersebut memberikan dorongan bagi kita untuk melakukan perubahan pada SDM aparatur Indonesia (kita sebut dengan istilah Reformasi Birokrasi). Reformasi telah melahirkan berbagai perubahan dalam sistem penyelenggaraan pemerintahan, salah satunya adalah perubahan sistem pemerintahan daerah sejak diberlakukannya UU No. 22 Tahun 1999 yang kemudian disempurnakan dengan Undang-Undang Nomor 32 Tahun 2004 tentang Pemerintahan Daerah. Perubahan mendasar pada undang-undang ini terletak pada paradigma yang digunakan, yaitu dengan memberikan kekuasaan otonomi melalui kewenangan-kewenangan untuk menyelenggarakan urusan rumah tangga daerahnya, khususnya kepada Daerah Kabupaten dan Daerah Kota, dengan berpedoman kepada peraturan perundang-undangan yang berlaku dalam kerangka Negara Kesatuan RI.
Melalui undang-undang ini Bangsa Indonesia telah mengambil langkah untuk meninggalkan paradigma pembangunan sebagai pijakan pemerintah untuk beralih kepada paradigma pelayanan dan pemberdayaan masyarakat. Perubahan paradigma ini tidak berarti bahwa Pemerintah sudah tidak lagi memiliki komitmen untuk membangun, tetapi lebih pada meletakkan pembangunan pada landasan nilai pelayanan dan pemberdayaan
Terjadinya perubahan sistem pemerintahan daerah tersebut berimplikasi pada perubahan UU Nomor 8 Tahun 1974 menjadi UU No. 43 Tahun 1999 tentang Pokok-Pokok Kepegawaian. Perubahannya yang paling mendasar adalah tentang manajemen kepegawaian yang lebih berorientasi kepada profesionalisme SDM aparatur (PNS), yang bertugas memberikan pelayanan kepada masyarakat secara jujur, adil, dan merata dalam penyelenggaraan tugas negara, pemerintahan dan pembangunan, tidak partisan dan netral, keluar dari pengaruh semua golongan dan partai politik dan tidak diskriminatif dalam memberikan pelayanan kepada masyarakat.
Untuk melaksanakan tugas pelayanan masyarakat dengan persyaratan yang demikian, SDM aparatur dituntut memiliki profesionalisme, memiliki wawasan global, dan mampu berperan sebagai unsur perekat Negara Kesatuan Republik Indonesia. Lahirnya Undang-Undang No. 43 Tahun 1999 sebagai penganti UU No. 8 Tahun 1974 tentang Pokok-Pokok Kepegawaian tersebut membawa perubahan mendasar guna mewujudkan SDM aparatur yang profesional yaitu dengan pembinaan karir Pegawai Negeri Sipil yang dilaksanakan atas dasar perpaduan antara sistem prestasi kerja dan karir yang dititikberatkan pada sistem prestasi kerja yang pada hakekatnya dalam rangka peningkatan pelayanan publik.
Manajemen pelayanan pada sektor publik sebagai suatu keseluruhan kegiatan pengelolaan pelayanan yang dilakukan oleh pemerintah dituntut memiliki karakteristik, memiliki dasar hukum yang jelas dalam penyelenggaraannya, memiliki kelompok kepentingan yang luas termasuk kelompok sasaran yang ingin dilayani memiliki tujuan social serta akuntabel pada publik. Sejalan dengan perkembangan manajemen penyelenggaraan negara, dan dalam upaya mewujudkan pelayanan prima dan berkualitas, paradigma pelayanan publik berkembang dengan fokus pengelolaan yang berorientasi pada kepuasan pelanggan (customer-driven government) yang dicirikan dengan lebih memfokuskan diri pada fungsi pengaturan, pemberdayaan masyarakat, serta menerapkan sistem kompetisi dan pencapaian target yang didasarkan pada visi, misi, tujuan, dan sasaran. Pada prinsipnya, di dalam diri setiap aparatur pemerintah melekat peran, tugas, dan tanggung jawab yang dilandasi oleh nilai, kode etik, dan moral.
Pelayanan publik adalah suatu bentuk kegiatan pelayanan yang dilaksanakan oleh instansi pemerintah baik di pusat, di daerah, BUMN, dan BUMD dalam bentuk barang maupun jasa dalam rangka pemenuhan kebutuhan (kepuasan) masyarakat sesuai peraturan perundangan-undangan yang berlaku. Seiring dengan berlakunya otonomi daerah, maka tingkat pelayanan di tingkat lokal akan sangat benarbenar bisa dirasakan oleh masyarakat di dalam peningkatan kualitas pelayanan publik. Ini berarti bahwa SDM aparatur merupakan sebagian dari keseluruhan elemen system pelayanan publik yang begitu luas dan kompleks, karena tugas dan fungsi SDM aparatur yang begitu penting dan strategis. Dewasa ini, fungsi SDM aparatur menjadi lebih kompleks tidak sekedar fungsi pengaturan, pengelolaan, dan pengendalian saja, akan tetapi lebih berorientasi pada fungsi pemberdayaan (empowering), kesempatan (enabling), keterbukaan (democratic), dan kemitraan (partnership) dalam pengambilan keputusan, pembuatan dan pelaksanaan kebijakan dalam upaya pelayanan publik.
Tugas pokok dan fungsi dari SDM aparatur pada intinya adalah menjadi pelayan masyarakat yaitu memberikan pelayanan yang baik kepada masyarakat; menjadi stabilisator yaitu sebagai penyangga persatuan dan kesatuan bangsa; menjadi motivator yaitu memberdayakan masyarakat agar terlibat secara aktif dalam pembangunan; menjadi innovator dan creator yaitu menghasilkan inovasi-inovasi baru dalam pelayanan masyarakat agar menghasilkan pelayanan yang baru, efektif dan efisien dan menjadi inisiator yaitu selalu bersemangat mengabdi dengan berorientasi pada fungsi pelayanan, pengayoman, dan pemberdayaan masyarakat yang dilandasi dengan keikhlasan dan ketulusan. Dalam melaksanakan tugas pokok dan fungsinya tersebut, tentu saja perlu diperhatikan hak dari aparatur itu sendiri, yaitu mendapatkan kehidupan yang sejahtera baik dari aspek material maupun spiritual.
2.2  Kualifikasi SDM yang diperlukan masa depan
Tuntutan kebutuhan masyarakat yang akan datang ditandai dengan dominasi teknologi komunikasi, sebagian besar pekerjaan terletak pada sektor jasa dan informasi. Informasi merupakan kekuatan dan kekuasaan pada zaman pasca modern. Dunia sedang bergulat dalam masa transisi menuju ekonomi jasa. Teknologi komunikasi menghilangkan batas ruang dan waktu. Pertukaran informasi di antara penduduk dunia berlangsung dengan cepat dalam jumlah yang banyak. Manusia harus bereaksi dengan cepat, padahal alternatif yang tersedia sangat beragam. Karena luasnya perubahan yang terjadi seluruh aspek kehidupan kita terpengaruh keluarga, pekerjaan, pendidikan, rekreasi, bahkan kehidupan beragam.
Manusia dikatakan sehat secara psikologis bila dapat memberikan reaksi yang tepat pada lingkungannya, bila ia bias menyesuaikan diri dengan baik, memiliki kemampuan beradaptasi memberikan kesan bahwa ia mampu memahami dan mengendalikan lingkungan.
Jadi orang yang matang atau memperhatikan mutu unjuk kerja yang tinggi tidak hanya memiliki kemampuan dan pengetahuan untuk mengerjakan tugas, tapi juga memiliki rasa kepercayaan pada diri sendiri dan merasa baik dari apa yang dilakukannya. Mampu mengadakan segala perubahan karena salah satu ciri kehidupan adalah perubahan. Mereka yang tidak mengikuti perubahan zaman akan tinggal menjadi manusia yang konservatif dan menghalangi kemajuan. Personil yang memiliki mutu unjuk kerja tinggi akan lebih peka (sensitif) terhadap nilai-nilai yang sifatnya rohani atau spiritual, pertumbuhan kepribadian tidak menyimpang dengan norma.
2.3. Strategi Pengembangan SDM melalui Pendidikan dan Pelatihan
Dari sudut pandang langsung organisasi, pengembangan seseorang di tempat kerja dapat membantunya untuk secara lebih kompeten melakukan pekerjaannya. Ini akan makin meningkatkan produktivitasnya sendiri dan produktivitas organisasi tersebut. Pengembangan staf yang ada pun jauh lebih murah daripada merekrut dan mendidik karyawan-karyawan baru. Berinvestasi dalam orang dan pengembangannya akan mengurangi biaya operasi organisasi dan menghasilkan kepuasan pelanggan yang lebih besar.Jawaban yang paling sederhana dari pertanyaan mengapa pelatihan dan pengembangan tenaga kerja harus dikembangkan adalah jika perusahaan tidak mengembangkannya, maka perusahaan akan kehilangan karyawannya.
Organisasi yang tidak memberi harapan bagi orang-orang yang mempunyai keterampilan kemungkinan hanya akan memiliki staf yang tidak terampilan dan tidak dapat diandalkan. Dalam kata – kata yang lebih positif, manusia yang berkembang adalah sumber yang lebih berharga.
Pengembangan sering diartikan pelatihan dan terlalu sering pelatihan itu berarti kursus. Namun, sebenarnya pengembangan adalah suatu proses yang jauh lebih luas dan lebih kaya daripada hanya mengikuti kursus pelatihan. Belajar seumur hidup yang sesungguhnya dapat terjadi dalam bentuk berbagai cara, lingkungan social, hubungan dan pembicaraan.
Untuk pembinaan serta pengembangan sumber daya manusia diperlukan suatu strategi tertentu, sehingga hasil yang diharapkan bisa tercapai. Henry Mintzberg yang menjelaskan bahwa, A strategy is the pattern or plan that integrates an organization’s gloals, policies, and action sequences into a cohesive whole. (Henry Mintzberg, 1982:5). Farky Gaffar menegaskan bahwa strategi adalah mekanisme organisasi yang menjabarkan visi secara operasional dan menterjemahkan kebijaksanaan dalam bentuk tindakan nyata. Strategi adalah cara yang tepat untuk melaksanakan kebijakan (1994:7).
Strategi yang dapat ditempuh dalam pembinaan pengembangan SDM dalam manajemen dimulai dari pengkajian kebutuhan (need assesment) untuk suatu program, persiapan dan pelaksanaan pendidikan, evaluasi dan pembinaan untuk meningkatkan effisiensi dan efektivitas implementasi pendidikan dan pelatihan. Mengembangkan kerja sama dengan pihak pemakai untuk mendukung pelaksanaan pendidikan dan pelatihan merupakan strategi yang cukup penting. Kegiatan tersebut akan dibahas satu persatu berikut ini.
1. Pengkajian Kebutuhan (Need Assesment)
Salah satu kegiatan dalam pengkajian ini adalah mengkaji mutu unjuk kerja personil. Agar perencanaan pendidikan dan pelatihan mencapai sasaran, maka organisasi pemakai perlu mengkaji mutu unjuk kerja personil di lingkungannya secara komprehensif. Daniel L. Stufflebeam dkk (1985:6-7) mengemukakan beberapa definisi kebutuhan dalam mengkaji kebutuhan adalah sebagai berikut:
Kebutuhan akan pendidikan dan pelatihan bukan hanya dilakukan secara kuantitatif tapi perlu dilakukan secara komprehensif yakni dengan mengkaji dan menginventarisasi mutu unjuk kerja personil yang ada sekarang dengan yang seharusnya untuk mampu menyelesaikan pekerjaan.
2. Persiapan dan Pelaksanaan Pendidikan dan Pelatihan
Pelaksanaan pendidikan dan pelatihan memerlukan persiapan. Di antara persiapan itu adalah membuat kebijakan pertemuan dengan penatar, membuat jadwal, mempersiapkan fasilitas proses belajar mengajar.
Untuk membuat persiapan pendidikan dan pelatihan Diklat perlu mengadakan pertemuan dengan seluruh penatar. Kita tidak boleh berasumsi bahwa silabi sudah cukup memadai untuk pegangan menyampaikan materi. Pertemuan dengan seluruh penatar pada dasarnya untuk mencegah terlalu jauh menyimpang dari tujuan yang telah ditetapkan. Koordinasi di antara adanya pertemuan bersama semua gerak langkah terkoordinasi dengan baik.
Pertumbuhan kepribadian (personal growth) diharapkan tumbuh sikap yang positif terhadap keseluruhan tugas pengabdiannya, dan kedewasaan bertindak. Pemahaman, penghayatan, dan penampilan nilai-nilai yang seyogyanya dianut oleh seorang pemimpin. Penampilan untuk menjadikan dirinya sebagai panutan dan teladan bagi stafnya. Peserta sebagai input diasumsikan sudah memiliki (K) Knowledge: Pengetahuan, (S) Skill: Ketrampilan, dan (A) Atitude: Sikap. Setelah selesai mengikuti pendidikan diharapkan lebih menekankan pada perubahan Atitude (Sikap), setelah itu Skill (Ketrampilan), dan terakhir memiliki knowledge (pengetahuan). Upaya untuk menguasai KSA menjadi ASK tidak hanya dalam semboyan tapi diwujudkan dalam setiap penyampaian aspek kurikulum, dengan terintegratif dalam setiap proses belajar mengajar. Aspek tersebut memang tidak terlihat secara eksplisit dalam kurikulum, aspek tersebut seakan-akan tersembunyi di dalam setiap piranti, dan nyata hingga tidak perlu penyampaian secara monolitik.
  • Performance instruktur mencakup aspek-aspek:
a) Kemampuan profesional,
b) Kemampuan sosial,
c) Kemampuan personal.
  • Ketiga standar umum ini sering dijabarkan sebagai berikut:
(Johnson, 1980). Kemampuan profesional seorang pelatih atau instruktur meliputi: (1) Penguasaan materi pelajaran yang terdiri dari bahan yang akan diajarkan, dan konsep dasar keilmuan dari bahan yang diajarkan itu: (2) Penguasaan dan penghayatan atas landasan dan wawasan kependidikan dan keguruan; (3) Penguasaan proses kependidikan, keguruan dan pembelajaran siswa. Kemampuan sosial menyangkut kemampuan menyesuaikan diri kepada tuntutan kerja dan lingkungan sekitar pada waktu membawakan tugasnya sebagai instruktur. Kemampuan personal (pribadi) mencakup:
(1) Penampilan sikap yang positif terhadap keseluruhan tugasnya sebagai seorang pelatih beserta unsurunsurnya (2) Pemahaman, penghayatan, dan penampilan nilai yang seyogyanya dianut oleh seorang instruktur: (3) Penampilan upaya untuk menjadikan dirinya panutan dan teladan bagi peserta latihan.
 BAB III
PENUTUP
5.1. Kesimpulan
a. Kondisi saat ini menunjukkan bahwa SDM aparatur yang ada sangat jauh dari apa yang diharapkan. Potret SDM aparatur saat ini yang menunjukkan profesionalisme rendah, banyaknya praktek KKN yang melibatkan aparatur, tingkat gaji yang tidak memadai, pelayanan kepada masyarakat yang berbelit-belit, kurang kreatif dan inovatif, bekerja berdasarkan juklak dan juknis.Hal ini dikarenakan dengan sering terjadi perubahan terhadap pelaksanaan pemerintahan, sehingga terjadi perubahan terhadap aturan – aturan yang mendasari pelayanan publik
b. Dengan keadaan sekarang dikhawatirkan akan tidak adanya terjadi perubahan, maka di masa yang akan datang maka SDM aparatur harus ditingkatkan, bermacam cara untuk meningkatkan aparatur SDM baik di tingkat pusat maupun daerah salah satu cara yang tepat adalah melalui pendidikan dan pellatihan pada saat memulai kerja, atau sedang dalam masa kerja tersebut baik terhadap pegawai yang baru bahkan sampai level pegawai yang paling tinggi guna untuk meningkat kompetensi dan mendukung pengembangan SDM aparatur itu sendiri
c. Pengembangan kualitas Sumber Daya Manusia, mempunyai posisi yang sangat dibutuhkan dalam upaya menjembatani perkembangan dunia yang semakin transparan dan global. Untuk itu perlu ada strategi untuk meningkatkan kualitas sumber daya manusianya, yang mengarah pada pembangunan sumber daya manusia yang seutuhnya baik pembangunan dalam bidang jasmani maupun rohani. Hal itu dilakukan melalui proses pendidikan,pelatihan dan pembinaan serta menciptakan kondisi yang dibangun oleh setiap manajer dalam suatu organisasi baik bisnis maupun organisasi publik secara terstruktur dan profesional.
5.2. Saran
  1. oleh karena profesionalisme aparatur SDM yang diharapkan sangat tinggi, maka hendaknya pemerintah pusat maupun daerah hendaknya lebih bijak menghadapi permasalahan ini karena masyarakat membutuhkan pelayanan yang terbaik, bukan hanya sekedar pembangunan yang baik. Dengan cara meningkatkan pembinaan dan evaluasi baik terhadap pegawai ditingkat paling rendah maupun pejabat yang memegang peranan penting.
  2. Para aparatur harus siap dengan kemajuan, baik dengan cara personal maupun organisasi harus mendukung kemanjuan tersebut serta menjembatani agar para pegawai tidak kaku, canggung terhadap kemajuan teknologi guna pembangunan yang lebih baik serta pelayanan masyarakkat yang terbaik. Agar para pegawai menjadi pegawai yang tepat diharapkan yang mampu menyesuaiakan diri dalam keadaan apapun.
  3. Cara yang paling tepat dengan mengadakan kegiatan pembelajaran personal atau dengan pendidikan pelatihan yang mendukung kemajuan teknologi global. Pendidikan dan pelatihan dimaksud agar dapat disusun sesuai dengan konsep dan teori yang ada juga disesuaikan dengan kondisi dan keadaan yang sekarang berjalan. Sesuai dengan strategi pengembangan yang tentunya melalui pendidikan dan pelatihan terhadap aparatur SDM pemerintah pusat maupun daerah.
  DAFTAR PUSTAKA

Dessler, G., Human Resource management. 8thEdition. New jersey: Prentice-Hall.Inc, 2000
———–, Human resource management /gary dessler : alih bahasa, benyamin Molan ; penyunting, Triyana Iskandarsyah. Ed7, Jakarta: PT. Prenhallindo, 1997
Siagian, Sondang P., Manajemen Sumber Daya Manusia Ed. 1, cet. 15. Jakarta: PT. Bumi Aksara, 2008
———-, Organisasi, kepemimpinan dan Perilaku Administrasi. Jakarta: C.V. Haji Masagung, 1986
Tim Studi Pengembangan Sistem Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah (2000), Manajemen Pemerintahan Baru, Badan Pengawas Keuangan dan Pembangunan, Jakarta, 2000
———-,Manajemen Sumber Daya A paratur Pemerintah Daerah (Pusat Kajian Pemerintahan STPDN), Fokus Media kerjasama dengan Pusat kajian Pemerintahan STPDN, Cetakan Pertama, Bandung, 2002
Usmara, A, Paradigma Baru Manajemen Sumber Daya Manusia, Yogyakarta, Amara books, 2002